Panduan Merawat Orang yang Menderita Tuberkulosis di Rumah
Penderita tuberkulosis (TBC) diharuskan berada dalam ruangan yang tidak banyak melakukan kontak fisik dengan banyak orang untuk mencegah penularan yang lebih luas. Pasalnya, penularan penyakit TBC dapat terjadi dengan mudah lewat udara dan kontak dekat. Namun, penderita tuberkulosis sangat membutuhkan dukungan bahkan bantuan perawatan langsung dari orang terdekat. Nah, bagaimana jika salah satu anggota keluarga Anda mengidap penyakit ini? Seperti apa perawatan pasien penderita TBC yang perlu dilakukan di rumah
Panduan perawatan penderita TBC di rumah
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menyerang paru-paru penderitanya. Gejala tuberkulosis muncul akibat melemahnya fungsi sistem pernapasan dan berpengaruh pada penurunan kualitas hidup penderitanya. Dalam kondisi parah, bakteri penyebab tuberkulosis juga dapat memengaruhi organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) sehingga kondisi kesehatan penderitanya semakin menurun.
Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO, para penderita tuberkulosis juga wajib mendapatkan pengobatan intensif yang menyeluruh. Salah satunya dengan mengikuti cara minum obat TBC sesuai dengan jadwalnya. Maka dari itu, penderita TBC membutuhkan bantuan perawatan dari orang terdekat, terutama anggota keluarga di rumah.
Untuk membantu anggota keluarga yang terkena TBC sekaligus meminimalisir risiko penularannya, diperlukan pengetahuan khusus seputar perawatan pasien tuberkulosis di rumah.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda ikuti saat merawat pasien TBC di rumah:
Tidak semua penderita TBC harus menjalani perawatan secara isolasi, pasien TB paru aktif biasa bisa menjalani pengobatan rawat jalan. Namun, untuk penderita TBC resistan obat (TB MDR) sebaiknya melakukan pengobatan di pusat rehabilitasi, atau jika terpaksa dirawat di rumah harus beristirahat dalam kamar isolasi khusus.
Salah satu tips perawatan penderita tuberkulosis di rumah adalah memastikan mereka tidak sembarangan keluar ruangan isolasi. Namun, bukan berarti Anda harus mengurungnya.
Pastikan Anda memberikan pemahaman mengapa Anda melakukan hal ini. Beri tahu bahwa Anda bukan mengasingkannya, melainkan membatasi kontak langsung untuk sementara waktu.
Ingatkan bahwa TBC merupakan penyakit menular. Membatasi kontak langsung akan membantu mengurangi risiko penularan penyakit kepada orang-orang di sekitarnya.
Tak hanya Anda yang bertugas menemani dan merawat pasien TBC, Anda juga perlu memperingatkan mereka yang ingin menjenguk untuk menggunakan masker atau pelindung wajah lainnya selama berada di ruangan tersebut.
Pastikan Anda selalu mengenakan masker ketika hendak berinteraksi dan masuk ke dalam ruangan pasien.
Sebaiknya Anda juga tidak memperbolehkan anak kecil ikut menjenguk ke dalam ruangan. Dengan begitu, setidaknya Anda dapat mencegah penularan bakteri TBC yang dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Selain memastikan tidak ada yang keluar masuk ruangan khusus sembarangan, perawatan penderita TBC di rumah dapat dilakukan dengan mengingatkan mereka untuk tidak lupa minum obat TBC.
Jika obat tuberkulosis tidak dikonsumsi dengan benar, efek resistansi atau kebal terhadap obat bisa muncul. Itu sebabnya, jangan pernah bosan untuk mengingatkan dan memastikan mereka minum obat sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Akan lebih baik jika Anda bersedia membantu pasien dengan menjadi pengawas minum obat (PMO) TBC yang mengingatkan jadwal minum obat secara rutin.
Agar Anda tidak ikut lupa, Anda dapat membuat jadwal di kalender atau mengatur alarm di ponsel untuk mengingatkan diri sendiri dan pasien tuberkulosis. Dengan begitu, mereka mungkin tidak akan melewatkan sesi minum obat yang sangat berperan penting dalam proses penyembuhan.
Anda juga bisa membuat catatan kecil yang diletakkan di tempat yang Anda mudah lihat dan di ruangan yang pasien TBC bisa lihat.
Selain itu, Anda juga perlu mengingatkan pasien agar tidak lupa untuk menghadiri sesi konsultasi rutin dengan dokter sesuai yang sudah dijadwalkan.
Ambil bagian dalam perawatan di rumah pasien apa pun, termasuk penderita TBC memelukan kesabaran yang cukup tinggi. Keadaan yang terbatas tentunya tak jarang membuat mereka frustrasi dan butuh teman curhat. Di sinilah peran Anda sangat dibutuhkan.
Selama proses penyembuhan yang mungkin berlangsung selama 6-8 bulan ini, akan ada saatnya pasien merasa lelah dan ingin berhenti menjalankan pengobatan. Belum lagi stigma akan penyakit ini membuat pasiennya merasa ditolak dan diasingkan.
Meski terkadang Anda juga lelah, cobalah untuk bertahan. Dengarkan apa yang menjadi keluhan dan kesedihan mereka dengan sabar. Jika dirasa waktunya tepat, cobalah untuk ingatkan kembali seberapa pentingnya menjalani pengobatan hingga tuntas. Tidak hanya untuk pasien, tapi juga orang di sekitarnya.
Hal ini mungkin dapat mendorong pasien untuk lebih bersemangat berkonsultasi dnegan dokter dan mengonsumsi obat-obatan.
Menghabiskan waktu dengan pasien tuberkulosis sejak awal setidaknya membuat mereka merasa mendapatkan dukungan dari orang terdekat selama menjalani pengobatan. Jika Anda merasa kewalahan, perawatan anggota keluarga yang menjadi pasien TB di rumah dapat dilakukan dengan bantuan dari orang lain. Dengan begitu, Anda bisa mendampingi dan mendukung mereka dengan baik.
Lamanya periode pengobatan TBC yang bisa berlangsung 6-9 bulan membuat penderita kesulitan untuk bisa minum obat secara teratur. Padahal, jika tidak mematuhi cara minum obat TBC dengan benar, terdapat konsekuensi yang lebih merugikan. Penderita berpotensi mengalami efek kebal obat sehingga antibiotik yang diberikan sebelumnya tidak lagi ampuh untuk menyembuhkan infeksi bakteri tuberkulosis.
Oleh karena itu, Anda dituntut untuk memiliki disiplin tinggi saat menjalani pengobatan TBC. Bahkan, Anda mungkin perlu pengawas minum obat agar tidak lupa atau terlewat mengonsumsi obat. Ini dia beberapa tips taat aturan minum obat TBC yang penting Anda ketahui.
Cara minum obat TBC yang benar dan tepat waktu
Penyakit tuberkulosis(TBC) bisa disembuhkan asalkan mengikuti tahapan pengobatan dengan baik. Pasalnya, waktu yang lama dan jenis obat yang banyak membuat pasien berpotensi tidak disiplin saat menjalani pengobatan. Alhasil, bakteri penyebab tuberkulosis bisa kebal terhadap obat anti-TBC. Pengobatan pun tidak lagi efektif.
Kondisi ini juga dikenal sebagai penyakit TBC resistan obat (TB MDR). Kondisi ini lebih berisiko menularkan TBC kepada orang lain. Efek resistansi atau kekebalan ini membuat proses kesembuhan jadi lebih lama. Risiko efek samping obat yang mungkin muncul juga jadi lebih berat.
Tips mengikuti cara minum obat TBC yang benar berikut ini dapat mencegah Anda mengalami kondisi tersebut sehingga penyakit TBC bisa sembuh sesuai akhir tahapan pengobatan TBC yang normal.
Sebelum mulai mengonsumsi obat, pastikan Anda telah memahami aturan minum obat TBC dengan baik.
Dokter biasanya tidak akan spesifik menentukan jam berapa sebaiknya Anda meminum obat, tapi cobalah untuk menetapkan waktu yang sama setiap harinya. Anda bisa menjadwalkannya setelah makan siang atau menjelang tidur misalnya. Terus lakukan ini sampai Anda menjadi terbiasa.
Selain memperhatikan waktu konsumsi obat yang dianjurkan dokter, ketahui juga berapa banyak dosis yang diperlukan dan efek samping obat TBC
Cara lain agar tidak lupa untuk terus taat minum obat TBC adalah menggunakan kotak obat. Penggunaannya sangat berguna bagi orang yang mengonsumsi obat secara rutin setiap harinya.
Selain disimpan dalam suhu normal, pastikan Anda menyimpan kotak obat di tempat yang mudah dijangkau. Kotak obat bisa diperoleh dengan mudah di apotek atau supermarket, pilihlah yang berukuran kecil sehingga lebih praktis saat dibawa bepergian.
Fitur pengingat pada gawai yang hampir setiap waktu Anda gunakan juga bisa dimanfaatkan untuk mengikuti cara minum obat TBC yang benar. Aktifkan alarm pada telepon genggam, laptop, bahkan jam tangan dan sesuaikan dengan waktu minum obat.
Beberapa aplikasi kesehatan kini juga dapat membantu mengingat bahkan mencatat jumlah dosis obat yang Anda konsumsi sehingga lebih memudahkan.
Cara konvensional pun bisa membantu Anda untuk lebih ingat dan disiplin agar minum obat TBC dengan benar. Tempelkanlah catatan-catatan pengingat di sekeliling ruangan tempat Anda beristirahat dan beraktivitas. Anda juga dapat memasangnya pada area-area tertentu yang mudah dilihat, seperti cermin dan kulkas.
Jangan ragu meminta orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau rekan kerja, untuk mengingatkan Anda. Dukungan moral dari orang-orang di sekitar juga baik bagi proses penyembuhan Anda
Setiap harinya, setelah berhasil mengikuti aturan minum obat TBC dengan benar, berilah tanda di kalender. Hal ini berguna untuk merekam telah berapa lama Anda menjalani pengobatan TBC. Enam atau sembilan bulan bukanlah waktu yang singkat. Bisa jadi Anda lupa telah minum berapa lama sehingga berisiko minum obat lebih lama atau bahkan terlalu cepat berhenti.
Cara minum obat TBC yang benar ini juga bisa membantu Anda untuk membuat jadwal pengobatan jangka panjang, seperti menentukan kapan obat-obatan akan habis dan kapan Anda perlu berkonsultasi lagi dengan dokter.
Pengawas minum obat, cara lain agar disiplin minum obat TBC
Selain menggunakan upaya sendiri agar minum obat tetap teratur, Anda juga bisa memanfaatkan “Pengawas Minum Obat”. Pemerintah pun menyarankan hal ini agar keberhasilan pengobatan TBC bisa meningkat.
Pengawas Minum Obat atau PMO adalah orang yang ditunjuk untuk memastikan bahwa Anda telah minum obat TBC dengan benar. Petugas kesehatan, seperti perawat memang lebih baik ditunjuk sebagai PMO.
Namun, pada dasarnya siapa pun bisa menjadi pengawas minum obat, asalkan memenuhi syarat berikut:
Jika pengawas minum obat tidak tinggal satu rumah, Anda dan PMO sebaiknya menyepakati tempat pemberian pengobatan. Pasien bisa memilih datang ke fasilitas kesehatan (puskesmas, RSUD, RS swasta) terdekat dengan kediaman pasien atau yang paling mudah adalah PMO datang berkunjung ke rumah pasien.
Apa saja tugas seorang pengawas minum obat TBC?
Tugas seorang PMO bukan untuk menggantikan pasien mengambil obat, melainkan memastikan pasien telah melaksanakan cara minum obat TBC yang benar atau sesuai jadwalnya. Ya, PMO bertugas memastikan kedisiplinan pasien TBC untuk minum obat tidak mengendur.
Tugas pengawas minum obat yang berperan penting meningkatkan angka kesembuhan pasien TBC antara lain adalah:
Dalam menjalankan tugasnya, seorang PMO pun harus aktif memberikan informasi penting yang perlu dipahami oleh pasien TBC dan anggota keluarga lain. Hal-hal itu antara lain:
Bagaimana jika tetap lupa mengonsumsi obat TBC?
Anda tak perlu khawatir jika pernah suatu waktu lupa meminum obat. Anda bisa tetap melanjutkan pengobatan dengan minum obat pada waktu yang telah dijadwalkan berikutnya. Namun apabila Anda telah terlampau lalai mengikuti cara minum obat TBC yang benar, seperti berkali-kali tidak minum obat sesuai jadwal, sebaiknya segera hubungi dokter Anda sebelum meminum obat selanjutnya